1 Petrus 5:1-5, 12-14

Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri.
(1Ptr. 5:2)

Jabatan direktur atau manajer terlihat menyenangkan karena gajinya yang besar. Namun, jarang yang memperhatikan bahwa tanggung jawab pekerjaan itu juga besar. Para direktur dan manajer itu bukan sekadar bekerja, melainkan memikirkan strategi untuk memajukan perusahaan dan juga memimpin tim di bawahnya. Sebenarnya gaji yang besar adalah bentuk apresiasi atas tanggung jawab yang besar juga.

Begitu pula dengan seorang gembala, ia bertanggung jawab penuh atas domba-dombanya. Analogi ini dipakai dalam Surat Petrus untuk menggambarkan bagaimana menjadi seorang Kristen. Kepemimpinan seorang gembala yang bertanggung jawab atas domba-dombanya, bisa diibaratkan seorang pemimpin perusahaan yang bertanggung jawab atas perusahaannya. Surat Petrus menegaskan prinsip sukarela dan pengabdian, jangan menggembalakan untuk mengejar keuntungan atau dengan terpaksa. Menggembalakan umat adalah wujud pengabdian diri sebagai orang percaya.

Youth, tugas penggembalaan bukan hanya tugas bagi para pemimpin gereja, melainkan tugas kita juga. Sebagai seorang Kristen, kita juga mempunyai tanggung jawab untuk menggembalakan umat Tuhan sesuai dengan talenta dan panggilan kita masing-masing. Yang terpenting adalah motivasi dalam melakukannya, yaitu sukarela dan pengabdian. Sukarela berarti ada ketulusan meski hasil dan dampaknya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Pengabdian berarti bersedia menjadi hamba yang setia, tidak berorientasi pada upah yang diterima.

1. Apa yang harus menjadi dasar kuat dalam penggembalaan?
2. Bentuk pengabdian apa yang sudah kita lakukan sebagai orang Kristen?

Pokok Doa: Pengabdian penuh dan sukarela dalam pelayanan.