Kolose 3:18-25

Hai bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
(Kolose 3:21)

Psikiater bernama Jiemi Ardian menyatakan bahwa orangtua adalah pemberi pengaruh paling besar bagi tumbuh kembang karakter anak. Kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang diberikan orangtuanya. Secara khusus, menurut kajian psikologi, sosok ayah sangat penting bagi pembentukan kepribadian anak. Ayah yang penyayang, hadir dan perhatian, menciptakan anak yang percaya diri. Ayah yang cuek, tak peduli, akan mencetak generasi rendah diri.

Luar biasa betapa Alkitab menunjukkan pentingnya peran ayah dalam memberdayakan generasi. Secara alamiah, kanak-kanak memang belum mampu menyuarakan kegelisahan dan kritiknya kepada orangtua. Meskipun orangtua berbuat keliru atau melakukan kekerasan, anak akan menyimpan kemarahan atau protesnya. Hal ini berbahaya karena rekaman emosi itu tersimpan di alam bawah sadar dan ketika dewasa nanti tanpa sadar akan berperilaku abusive seperti yang pernah diterimanya. Fatherless atau hilangnya figur ayah dalam diri anak akan menghasilkan generasi yang rapuh. Karena itu, dibutuhkan orangtua yang hadir dan memberikan teladan baik kepada generasi. Surat pastoral Paulus kepada jemaat di kota Kolose ini mengingatkan bahwa kehadiran orangtua sangat dibutuhkan agar anak tidak terluka dan kecewa oleh teladan orangtua.

Teens, aktiflah menciptakan suasana saling mengasihi mulai dari keluarga sendiri. Pakai setiap kemampuan untuk menghadirkan relasi yang penuh cinta dalam keluarga. Tidak perlu terus menuntut, justru ciptakan vibes menyenangkan. Buatlah proyek kecil bersama keluarga, misalnya afternoon tea time atau family prayer. Hadirkan tawa akrab dan hidup saling mengisi di waktu luang yang dinikmati bersama. Orangtua pun memerlukan cara yang kreatif agar dapat terus menjadi favorit bagi anaknya.