Bacaan: Mazmur 104:24-34, 35b

Aku hendak bernyanyi bagi TUHAN selama aku hidup, aku hendak bermazmur bagi Allahku selagi aku ada. (Mzm. 104:33)

Seorang nenek merayakan ulang tahunnya yang ke-80. Ulang tahunnya dirayakan dengan mengadakan ibadah syukur. Anak, menantu, cucu dan cicitnya pun berkumpul. Lagu pujian dinyanyikan, renungan diberitakan oleh seorang pendeta. Dalam ibadah syukur selain menyanyikan pujian dan mendengarkan renungan dari pendeta, nenek tersebut juga menyampaikan kesaksiannya. Kesaksian yang nenek tersebut sampaikan diinsipirasi dari Mazmur 104:33. Ia menceritakan bahwa sejak dulu ia suka menyanyi. Ia membesarkan anak-anaknya dengan nyanyian yang ia karang sendiri tentang betapa baiknya Tuhan. Hal itulah yang membuatnya bersyukur bahwa hingga di usia 80 tahun ia tetap memuji Tuhan selama ia hidup.

Sungguh sebuah kesaksian yang manis. Dalam kesederhanaan pujian yang keluar dari mulut kita,Allah adalah pribadi yang disenangkan.Allah senang mendengar lantunan nada indah yang datang dari hati manusia yang tulus memuji-Nya. Alam raya menyaksikan keindahan dan keajaiban karya-Nya yang nyata. Alam raya beserta dengan seluruh ciptaan Tuhan yang ada di dalamnya menjadi saksi nyata tentang pemeliharaan Tuhan. Tuhan dengan begitu teliti menata setiap hari. Tuhan mengatur makanan bagi seluruh ciptaan, dan menciptakan waktu dengan teratur. Semuanya membuat pemazmur begitu kagum dan memuji nama Tuhan. Ia pun bertekad, sama seperti sang nenek tadi. Bahwa ia akan memuji Tuhan selama ia ada. Selama ia hidup, pujian kepada Tuhan akan tetap keluar dari mulutnya!

DOA:

Ya Allah, kunaikkan segala pujianku yang tulus untuk memuji kebesaran kasih-Mu. Betapa Dikau ajaib dalam segala karya-Mu di dunia ini. Biarlah segala pujianku menjadi persembahan yang berkenan kepada-Mu. Amin.