Ezra 9:5-15

Dan berkata, “Ya Allahku, aku merasa malu dan hina untuk menengadahkan mukaku kepada-Mu.
(Ezr. 9:6a)

Pernahkah kita bertemu dengan seseorang yang melakukan kesalahan tetapi tidak merasa bersalah? Pernahkah kita berhadapan dengan orang yang tak tahu malu, padahal sudah menimbulkan banyak masalah? Rasanya jengkel, dongkol, dan mungkin saja menertawakannya. Melihat kelakuan orang yang tidak tahu malu, dapat menimbulkan rasa gemas. Terkadang kita ingin menegurnya secara langsung, agar ia mengetahui kesalahan dan perbuatannya. Namun sebaliknya, pernahkah kita menjadi orang yang tak tahu malu?

Dalam bacaan hari ini, kita belajar dari Ezra. Ia adalah seseorang yang ditunjuk Tuhan untuk menyampaikan berita pertobatan dan penyelamatan kepada bangsa Israel. Akan tetapi, orang Israel tidak menggubrisnya. Di tengah itu semua, Ezra datang ke hadapan Tuhan dengan tertunduk malu. Ia malu karena bangsa Israel tidak mau berbalik kepada Tuhan. Bahkan, dalam keputusasaannya, ia merasa tidak layak untuk menghadapkan wajahnya kepada Tuhan. Sikap Ezra memperlihatkan bentuk kerendahan hati dan kesadaran diri. Walaupun ia tak melakukan kesalahan, namun ia tahu malu akan kesalahan dan dosa bangsa Israel.

Youth, tahu malu adalah sebuah sikap iman. Kita sadar bahwa kita adalah manusia yang berdosa. Dalam keberdosaan kita, kita merendahkan hati di hadapan Tuhan. Jika kita bersalah, akuilah kesalahan itu. Jika kita berdosa, berbalik dan bertobatlah. Ketika banyak orang yang sudah kehilangan rasa malunya saat berbuat salah, maka kita harus bertindak sebaliknya. Kita harus bisa menempatkan diri. Tahu malu, dong!

1. Mengapa Ezra merasa tak layak menengadahkan muka ke hadapan Tuhan?
2. Apa yang harus kita lakukan agar tidak menjadi orang yang tak tahu malu?

Pokok Doa: Bisa menempatkan diri dan sadar akan kesalahan diri.