Ayub 2:1-13; 42:1-6

Kemudian Iblis pergi dari hadapan TUHAN, lalu ditimpanya Ayub

dengan barah yang busuk dari telapak kakinya sampai ke batu kepalanya.

(Ayub 2:7)

Borok terjadi di luar tubuh, berkembang pada kulit. Borok sering kali bernanah dan menyebabkan jaringan di daerah yang sakit lambat laun hancur dan mati. Borok yang meradang, yang terasa panas dan sakit, biasanya terjadi di kaki bagian bawah. Borok yang sulit disembuhkan umumnya dialami oleh penderita diabetes. Papa Nita mengidap diabetes. Bekas lukanya menjadi borok dan menimbulkan bau yang amis. Orang-orang menutup hidung jika melewatinya. Orang menghindar untuk berkunjung ke rumahnya. Hanya Nita yang selalu setia berada dekat ayahnya, membacakan Alkitab, dan melayaninya. Ayah Nita adalah seorang yang aktif melayani Tuhan. Suatu saat Nita bertanya-tanya dalam hatinya, “Mengapa orang benar menderita?”

Allah tampaknya tidak memberikan alasan mengapa Ia mengizinkan Ayub menderita. Malah, Allah menggunakan ketidaktahuan Ayub akan betapa rumitnya alam semesta ini untuk menyatakan kemahakuasaan-Nya (Ayb. 38-41). Ayub 42:3 berbunyi: “Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya, tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku dan yang tidak kuketahui.”

R.C. Sproul, dalam bukunya yang berjudul Surprised by Suffering, menuliskan demikian: “Pada akhirnya, satu-satunya jawaban yang Allah berikan kepada Ayub adalah pewahyuan tentang diri-Nya sendiri. Seolah-olah Allah berkata kepadanya, ‘Ayub, Aku adalah jawabannya.’ Ayub tidak diminta untuk memercayai sebuah rencana, tetapi dia diminta untuk memercayai seorang pribadi, yaitu pribadi Allah yang berdaulat, bijaksana, dan baik.” Teens, penderitaan diizinkan Allah supaya kita mengenal kedaulatan-Nya, mengakui hikmat-Nya, mengenal-Nya lebih personal dan mendalam, dan mengenal ketidakberdayaan diri kita sendiri.