Wahyu 14:13

“Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan … Sungguh … supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka ….”

(Wahyu 14:13)

Teens, kamu mungkin pernah pergi ke rumah duka. Rasanya rumah duka bukanlah destinasi menarik. Mengapa? Karena di rumah duka kamu tidak akan melihat kebahagiaan dan sukacita, tetapi sebaliknya: tangisan, ratapan, kekecewaan, kemarahan, dan lain sebagainya. Akan tetapi, di tempat itulah kamu akan menyadari bahwa manusia, tidak peduli siapa pun dia, apa yang dia miliki, bagaimana kedudukan dan posisinya, akan kembali kepada pencipta-Nya. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah kematian itu akan selalu menjadi sesuatu yang merampas kebahagiaan?

Yohanes berkata, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan.” Artinya, seseorang yang tetap di dalam imannya sampai Tuhan panggil, ia menjadi orang yang berbahagia karena perjuangannya di dalam Kristus yang penuh dengan jerih lelah membawa kebahagiaan yang kekal. Jemaat-jemaat yang mengalami penindasan dari kekaisaran Romawi tentulah sulit merasakan yang namanya kebahagiaan. Hidup penuh tekanan, beban, dan ancaman-ancaman yang mengadang. Namun, di sinilah iman yang sejati justru akan terlihat. Tetap bertahan di dalam Tuhan atau menyerah. Yohanes memberikan sebuah pengharapan dan kekuatan bahwa ketika perjuangan di dalam iman itu tidak luntur, maka orang yang beriman sejati itu akan mendapatkan kebahagiaan yang kekal dengan Tuhan di Surga.

So, tidak usah takut dengan kematian. Semua orang pasti akan mati. Yang harus direnungkan adalah apakah ketika Tuhan memanggilmu, kamu tetap di dalam imanmu atau tidak. Hidup di dalam iman dan kehendak Tuhan itu tidak mudah. Dunia menawarkan hal-hal yang menyenangkan dan membawa kebahagiaan, tetapi ingat bahwa semua itu semu. Jadi, berjerih lelahlah selagi Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan untuk menunjukkan imanmu, sehingga nanti kamu akhirnya boleh beristirahat dalam kebahagiaan yang sejati bersama dengan Tuhan di Surga.