Filemon 1:8-22

Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu,

supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya ….

(Filemon 1:15)

Dua orang sahabat berjalan melintasi padang gurun. Mereka bertengkar hebat dan salah seorang dari mereka menampar temannya. Lalu, teman itu menulis di atas pasir: “HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENAMPAR PIPIKU.” Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis. Sahabat yang tertampar itu mencoba berenang tapi hampir tenggelam. Ia pun diselamatkan oleh sahabat yang menampar pipinya tadi. Lalu, ia menulis di sebuah batu: “HARI INI SAHABAT TERBAIKKU MENYELAMATKAN NYAWAKU.” Sahabatnya bertanya, “Mengapa kamu berbuat seperti itu?” Lalu, ia menjawab, “Saat kamu menampar pipiku, aku menuliskannya di pasir supaya angin dengan mudah menghapusnya. Tetapi, saat kamu menolongku, aku menuliskannya di atas batu supaya aku terus mengingat kebaikanmu.”

Onesimus melarikan diri dari tuannya, Filemon, karena suatu konflik. Onesimus lalu bertemu dengan Paulus dan mengikuti ajaran-ajarannya. Paulus meminta Onesimus untuk kembali kepada Filemon. Dengan begitu, relasi yang baru dapat terjalin. Onesimus sendiri sangat berguna dalam pelayanan Paulus, tetapi Paulus tidak menahan Onesimus untuk tinggal bersamanya. Artinya, Paulus tidak ingin mempertahankan situasi konflik, sebaliknya, ia ingin Filemon dan Onesimus kembali berdamai, bahkan menjadi “saudara yang kekasih” (ay. 16). Paulus menegaskan perlu ada sikap pengampunan dan penerimaan untuk sebuah relasi yang baik.

Teens, apa yang biasa kamu lakukan saat konflik? Mungkin ada yang diam sampai cooling-down baru mulai berkomunikasi lagi. Namun, ada juga yang cepat minta maaf. Anyway, banyak cara untuk menyelesaikan konflik. Namun, ingatlah, untuk relasi yang baik dibutuhkan pengampunan dan penerimaan. Jangan hanya mengingat kesalahan sahabatmu saja, tetapi ingatlah juga kebaikannya, maka kamu bisa memulai kembali relasi persahabatanmu dengan lebih baik.