Keluaran 3:1-5

“Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu,

sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”

(Kel. 3:5)

 

 

 

Adi adalah seorang aktivis pemuda di gerejanya. Di suatu hari Minggu, ia bertugas mengiringi nyanyian dalam kebaktian pemuda. Namun, ia bangun kesiangan karena malam sebelumnya ia pergi bersama teman-temannya hingga larut. Adi tergesa-gesa sehingga mengambil baju seadanya di lemari. Alhasil, Adi hanya mengenakan kaos dan celana jeans. Ironisnya, Adi berpakaian formal dan rapi saat pergi bersama teman-temannya semalam.

 

 

Dalam bacaan hari ini, kita melihat Allah yang kudus memanggil Musa. Sebelumnya, Musa adalah seorang pangeran dalam istana Firaun. Namun, ia menjadi pelarian setelah membunuh orang Mesir. Allah lalu memanggil Musa saat menggembalakan kambing domba mertuanya. Allah menunjukkan diri-Nya dalam wujud nyala api yang keluar dari semak duri. Semak duri menyala, namun tidak dimakan api. Inilah yang membuat Musa takjub akan kehadiran Allah. Dalam Alkitab, api melambangkan kekudusan dan keadilan Allah. Khususnya dalam PB, api menjadi simbol baptisan Roh Kudus yang menyucikan dan membarui hidup kita menjadi serupa dengan Kristus. Kekudusan Allah membuat Musa harus menanggalkan kasutnya sebagai wujud penghormatan.

 

 

Youth, sudah selayaknya kita datang ke hadirat Tuhan dengan khidmat dan dan penuh rasa hormat. Rasa hormat itu kita perlihatkan dalam kesiapan lahir dan batin. Kesiapan lahir, yakni dengan penampilan yang sopan dan pantas. Kesiapan batin, yakni dengan hati yang fokus beribadah dan siap melakukan pelayanan dengan baik. Jika pergi bersama teman kita bersiap lahir dan batin, kenapa saat pergi ke gereja tidak siap?

 

 

1. Bagaimana Allah menampakkan diri-Nya kepada Musa?
2. Sudahkah mempersiapkan diri untuk ibadah Minggu?

 

 

Pokok Doa: Persiapan diri untuk ibadah Minggu.