Matius 12:15-21

“Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak ….”

(Mat. 12:19)

 

 

 

Sebuah ungkapan hikmat berbunyi, “When the power of love overcomes love of power, the world will see peace.” Artinya, ketika kekuatan cinta mengatasi cinta akan kekuasaan, dunia akan melihat perdamaian. Memang, banyak orang tega berdebat, bermusuhan dan berperang demi kekuasaan. Orang kehilangan akal sehat demi harta dan takhta. Manusia menjadi serigala bagi sesamanya. Padahal, kedamaian dan kebahagiaan hanya mungkin melalui jalan cinta.

 

 

Kehidupan Yesus selalu dibayang-bayangi kesusahan. Hidupnya seolah serba salah. Ketika menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat, Ia justru dikecam dan hendak dibunuh. Padahal, Ia hendak menegaskan bahwa tindakan kasih tidak boleh dibatasi oleh waktu, hari atau tempat apa pun. Di mana pun (Ia berada) pelayanan kasih harus dilakukan bagi orang yang membutuhkan. Meski dimusuhi oleh banyak orang, Yesus tidak mengeluh. Ia juga tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Ia lebih memilih menyingkir daripada ribut-ribut. Waktunya terlalu berharga untuk dihabiskan berdebat dan berbantah-bantah. Sebaliknya, Yesus fokus melayani orang-orang sengsara. Kehidupan yang terkulai akan ditegakkan kembali dan pengharapan yang pudar akan dinyalakan kembali.

 

 

Youth, banyak orang membuang waktu dan energi dengan menyesali diri sendiri atau berbantah dengan orang lain. Hidup mereka tidak efektif atau produktif. Mereka sibuk berdebat, membela diri dan menyerang orang lain. Jangan meniru perilaku mereka. Banyak tugas penting menanti kita. Jangan suka berbantah. Fokuslah pada peran, pelayanan dan pekerjaanmu, yang melaluinya engkau menjadi saluran kasih dan berkat bagi banyak orang.

 

 

1. Kesusahan apa saja yang kerap dialami Yesus dalam pelayanan-Nya?
2. Kesusahan apa sajakah yang kerap kamu alami di dalam pelayananmu?

 

 

Pokok Doa: Hati yang tidak suka berbantah dan bersungut-sungut.