Galatia 1:6-12

… Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.

(Gal. 1:11)

 

 

 

Kisah hidup Ang Boen Swie pada tahun 1858 merupakan salah satu kisah inspiratif di balik berdirinya Gereja Kristen Indonesia (GKI). Saat itu, Ang Boen Swie merasa hidupnya benar-benar hampa, tanpa makna dan tanpa tujuan. Ia melihat dirinya seperti perahu di dermaga, yang hanya diombang-ambingkan ombak. Seorang pendeta lalu memberinya sebuah Alkitab. Ang Boen Swie membacanya. Ia lalu mengaku telah menemukan harta yang paling indah. Alkitab telah mengantarnya pada Juruselamatnya dan tujuan hidupnya.

 

 

Pada ayat 11-12, Rasul Paulus menegaskan bahwa Injil yang diberitakannya bukanlah injil manusia. Paulus menerimanya bukan dari manusia. Injil itu berasal dari penyataan Tuhan Yesus sendiri. Injil itu benar dan tidak mengandung kepalsuan. Ia berharap jemaat tidak meragukan pemberitaannya. Namun, sayangnya, ada orang-orang tertentu di dalam jemaat Galatia yang mencoba menghasut jemaat. Mereka menuduh Paulus mengajarkan ajaran manusia belaka. Mereka memutarbalikkan kebenaran Injil. Jemaat digoda untuk meninggalkan ajaran Yesus, lalu kembali kepada tradisi dan adat istiadat agama Yahudi. Itu sebabnya, Rasul Paulus mengutuk keras para penyesat ini (ay. 8,9).

 

 

Youth, hingga kini masih banyak orang meragukan berita Injil. Mereka menganggap berita tentang Yesus hanyalah dongeng dan penuh rekayasa. Bahkan, berita tentang Yesus 2000 tahun lalu dianggap sudah usang dan tidak relevan untuk dunia modern saat ini. Hati-hatilah! Jangan mudah terhasut omongan orang. Bagi kita, berita tentang Kristus adalah berita kasih dan kebenaran. Dalam-Nya kita beroleh keselamatan dan kehidupan yang baru.

 

 

1. Tuduhan buruk apa sajakah yang pernah dilontarkan kepada Paulus?
2. Adakah keraguan dalam hatimu bahwa Alkitab adalah Injil keselamatan?

 

 

Pokok Doa: Keyakinan yang teguh untuk percaya pada Yesus dan Injil-Nya.