1 Tesalonika 2:13-16

Karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan itu….

(1 Tesalonika 2:13)

Di masa pandemi dan pascapandemi Covid-19, istilah “kaum rebahan” terus menjadi fenomena. Istilah ini merujuk pada orang-orang yang “mager” (malas bergerak) untuk melakukan aktivitas yang sifatnya lebih produktif. Dalam konteks istirahat, rebahan tentu dibutuhkan untuk memulihkan tenaga. Tuntutan studi yang bertumpuk, pergaulan yang makin kompleks, iklim kompetisi di berbagai bidang, membuat orang muda membutuhkan jeda. Namun, jika rebahan dilakukan secara berlebihan dan berlangsung setiap hari, tentu menjadi perilaku yang tidak baik, tidak sehat, dan merugikan.

Paulus mengungkapkan tentang rasa syukurnya atas kehidupan iman yang dipraktikkan oleh jemaat Tesalonika. Mereka tetap setia menerima firman Tuhan dan percaya kepada Yesus Kristus di tengah situasi Kota Tesalonika yang penuh hambatan. Mereka percaya bahwa kabar baik yang dibawa Paulus ini berasal dari Allah. Allah terus bekerja melalui Roh-Nya yang menuntun hidup jemaat untuk beriman kepada Yesus Kristus. Di tengah penderitaan yang dialami, Allah terus berkarya dan menguatkan. Jemaat Tesalonika juga dikuatkan oleh teladan iman dari jemaat di Kota Yudea. Mereka mengalami perlakuan buruk dari saudaranya sendiri sesama orang Yahudi. Paulus juga pernah mengalami persekusi dari orang- orang Yahudi. Mereka melarang Paulus untuk memberitakan Injil kepada bangsa non-Yahudi. Namun, Allah terus berkarya dan membebaskan. Dituntun-Nya jemaat Yudea untuk setia beriman kepada Kristus. Dibimbing-Nya Paulus untuk setia mewartakan kabar gembira kepada bangsa-bangsa.

Teens, Allah terus bekerja dalam kehidupan kita. Roh-Nya terus menuntun untuk beriman kepada Yesus, Anak-Nya. Kita pun dipanggil untuk berkarya bagi Allah. Di tengah godaan untuk rebahan, tularkanlah semangat dan pengharapan.