Filipi 1:21-30

Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini,

itu berarti bagiku bekerja memberi buah.

(Flp. 1:22)

 

 

 

“Om, usia berapa sekarang ini?” tanya Erick kepada Pak Tjetjep. “Coba tebak,” sahut Pak Tjetjep. “Tujuh puluh tiga?” tebak Erick. “Salah. Usia yang benar tujuh puluh delapan,” jawab Pak Tjetjep. “Apa yang membuat Om masih tetap melayani sampai sekarang ini?” tanya Erick kembali. “Oh itu, sederhana saja. Orangtua kita dulu punya pepatah seperti ini: harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama. Om ingin agar hidup Om benar-benar berguna bagi sesama,” jawab Pak Tjetjep. “Adakah tokoh yang menginspirasi sehingga Om tetap setia melayani?” tanya Erick penasaran. “Oh ada. Paulus namanya. Bagi Paulus, hidup ini haruslah memberi buah,” jelas Pak Tjetjep.

 

 

Bagi Paulus, mati adalah keuntungan. Mengapa? Ia bisa segera berjumpa dengan Tuhan Yesus yang dilayaninya, serta tidak lagi merasakan penderitaan duniawi. Namun, apa yang menguntungkan itu tidak dipilihnya. Paulus berkata, “Tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu” (ay. 24). Paulus juga berkata, “… jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (ay. 22). Paulus rindu agar umat yang dilayaninya makin maju dan bersukacita dalam iman kepada Yesus (ay. 25).

 

 

Youth, apa yang menjadi tujuan hidupmu? Tidak sedikit orang yang berusaha mencari kenyamanan untuk dirinya sendiri. Namun, sebagai kaum muda Kristen, kita diundang untuk memberi buah. Buah tidaklah dinikmati oleh sang pohon; ia muncul dan berkembang untuk dinikmati orang lain. Bekerja memberi buah berarti kita siap untuk memberi dampak positif bagi kebaikan sesama.

 

 

1. Apa yang menjadi tekad Paulus dalam menjalani kehidupannya?
2. Buah seperti apa yang ingin Anda hasilkan dalam hidup ini?

 

 

Pokok Doa: Hikmat untuk memiliki tujuan hidup yang jelas.