Yohanes 13:21-32

Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti,

sesudah Aku mencelupkannya.”

Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya

dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.” 

(Yoh. 13:26)

 

 

 

 “Mengapa kamu tetap peduli kepada Susi?” tanya Erick kepada Rangga. “Susi adalah gadis yang kucintai, bagaimana aku tidak peduli kepadanya?” tanya Rangga balik. “Hm, tapi Susi kan pernah memfitnahmu, yang mengakibatkan hampir seisi kampus menundingmu bersalah!” sanggah Erick. “Aku memang sedih karena perbuatannya, tetapi aku tidak mungkin membencinya. Bagaimanapun, aku pernah ada dalam kehidupannya,” jawab Rangga. “Aku salut dengan kamu, Rangga, meskipun kasihmu bertepuk sebelah tangan, tapi kamu tetap mengasihi Susi,” kata Erick. “Aku masih belajar untuk mengasihi,” sahut Rangga merendah.

 

 

Dalam teks Alkitab yang kita baca, kita menjumpai percakapan Yesus dengan para murid-Nya. Yesus tahu bahwa ada salah seorang murid yang akan berkhianat (ay. 21). Kata-kata tersebut sesungguhnya merupakan peringatan, tetapi tampaknya Yudas sudah berkeras hati untuk menyerahkan Yesus. Ini terbukti ketika Yesus memberikan roti kepada Yudas, tawaran kasih Yesus tersebut bertepuk sebelah tangan. Yudas memang menerimanya, tetapi Alkitab menyatakan bahwa ia kerasukan Iblis. Ini pertanda bahwa Yudas mengeraskan hatinya untuk mengikuti keinginan dirinya ketimbang Tuhan.

 

 

Youth, dalam hidup ini, mungkin saja kita menghadapi situasi di mana orang yang kita kasihi mau mencelakai diri kita. Pada situasi seperti itu, kasih kita diuji apakah kita bersedia tetap mengasihi, meskipun bertepuk sebelah tangan? Belajar dari Yesus, Ia tetap menyatakan kasih- Nya kepada Yudas. Sehingga, tak heran, Ia meminta para murid-Nya untuk saling mengasihi (lih. Yoh. 13:34).

 

 

1. Menurut Anda, apa yang menjadi respons Yudas setelah menerima roti?
2. Apa yang akan Anda lakukan ketika dikhianati?

 

 

 

Pokok Doa: Setia dalam mengasihi.