Ibrani 9:11-15

… dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya

ke dalam tempat yang kudus

bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu,

tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri.

(Ibr. 9:12)

 

 

 

“Saya datang ke sini untuk mencari muridku,” kata guru Chen di sebuah ruang ganti. Ruangan itu adalah tempat berkumpul para petarung. Jack, sang murid, sesungguhnya terpaksa bekerja di tempat itu karena kesulitan ekonomi. Di sisi lain, Jack tengah dirundung oleh pimpinan para petarung. Namun, situasi itu tidak menyurutkan niat guru Chen untuk membawa keluar Jack dari lingkungan yang buruk tersebut. Inilah salah satu penggalan film Big Brother yang mengangkat kisah dari dunia pendidikan di sebuah sekolah di Hongkong. Guru Chen, dengan metode pengajaran yang inkonvensional telah membuat para siswa bersemangat dan menemukan kepercayaan dirinya kembali.

 

 

Bacaan kita hari ini mengisahkan sosok Yesus yang digambarkan seperti Imam Besar. Seorang Imam Besar memiliki tugas setahun sekali, pada hari raya Penebusan, untuk masuk ke dalam tempat kudus guna menyampaikan persembahan kurban. Persembahan yang demikian diyakini membawa penebusan bagi dosa umat. Nah, Yesus – dalam peristiwa salib – sesungguhnya telah berperan bak Imam Besar. Bedanya, Yesus tidak membawa darah domba jantan dan darah anak lembu untuk dikurbankan, melainkan darah-Nya sendiri. Yesus mau melakukan hal tersebut agar manusia ditebus dari kutuk dosa.

 

 

Youth, sadarkah kita bahwa pengurbanan Yesus di kayu salib sungguh berharga? Kita tidak punya daya untuk menyelamatkan diri kita. Tetapi, Yesus mau menggantikan diri kita, agar kita selamat. Jika darah domba jantan yang dibawa oleh Imam Besar bisa mendatangkan penyucian, terlebih lagi darah Yesus yang telah masuk satu kali saja untuk membawa pendamaian bagi kita.

 

 

1. Mengapa darah Kristus bisa menyucikan hati nurani manusia?
2. Apa responsmu jika mengenang pengurbanan Kristus?

 

 

Pokok Doa: Menghargai pengorbanan sesama.