Kidung Agung 8:6-7

Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta,

sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya.

(Kid. 8:7)

 

 

 

“Rud, kamu sudah menerima undangan pernikahan Anto?” tanya Billy. “Sudah dong. Anto kan teman SMPku. Pastilah aku diundang. Memangnya kenapa, Bil?” Rudi balik bertanya. “Kabarnya, calon istri Anto, maaf, tuna rungu ya?” tanya Billy kembali. “Iya benar, Bil. Heran ya?” kata Rudi. “Kok mau ya, Anto menikahi seorang gadis yang punya kekurangan seperti itu? Bakal susah loh komunikasinya…” kata Billy. “Itulah, Bro, yang namanya kekuatan cinta! Setahuku, Anto sangat mencintai Sissy. Meskipun Sissy memiliki keterbatasan, namun itu bukan kendala bagi mereka untuk saling berkomunikasi dan mencinta,” kata Rudi. “Salut aku sama Anto,” timpal Billy. “Itulah hebatnya orang yang sudah mengenal kasih Kristus, Bil,” kata Rudi.

 

 

Membaca teks Alkitab hari ini dari perspektif kematian dan kebangkitan Yesus – yang baru kita rayakan pada hari Minggu lalu, mengajarkan kepada kita betapa cinta Allah begitu kuat kepada kita. Meskipun harus berhadapan dengan aneka skenario jahat dari elit agama untuk mencelakai diri-Nya, namun cinta dan ketaatan Yesus untuk melaksanakan misi penebusan Allah tidaklah goyah. Tepatlah jika penulis Kidung Agung mengatakan, “air yang banyak tak dapat memadamkan cinta.”

 

 

Youth, hidup ini tidak terpisahkan dari cinta. Sejak manusia lahir, ia sudah dilingkupi oleh cinta sesamanya. Karena itu, bersyukurlah jika ada rasa cinta dalam hidupmu. Karena di dalam cinta ada kekuatan, maka arahkanlah kekuatan cinta itu pada sesuatu yang positif, yang memulihkan, yang menerima keterbatasan, yang membangkitkan semangat.

 

 

1. Apa artinya kekuatan cinta diibaratkan seperti maut?
2. Apa saja wujud cintamu kepada Allah?

 

 

Pokok Doa: Iman yang menghadirkan cinta.