TUHAN PUN MENUNGGU-NUNGGUMU
Bacaan: Mazmur 5
TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku membentangkan isi hatiku kepada-Mu, dan aku menunggu-nunggu.
(Mazmur 5:4)
Setiap hari Sabtu, Kezia akan dibawa ke rumah Oma Naomi agar esoknya ia bisa pergi ke Sekolah Minggu yang terletak sangat dekat dari rumah omanya itu. Seperti biasa, ketika tiba di rumah Oma Naomi, Kezia akan berlari mendahului papa dan mamanya, lalu meloncat ke dalam pelukan omanya itu. Itu adalah saat-saat yang paling ditunggu-tunggu oleh Kezia. Namun, sebenarnya bukan hanya Kezia yang menunggu-nunggu saat-saat itu, melainkan juga Oma Naomi. Bahkan barangkali justru Oma Naomilah yang menunggu-nunggu hari pertemuan itu lebih daripada sang cucu.
Sahabat Senior, bayangkanlah bagaimana sang pemazmur menyambut pagi dengan begitu bersemangat. Ia tak sabar untuk bertemu dengan Tuhan. Ia bangun dan segera mempersiapkan persembahan syukur, kemudian menunggu-nunggu dengan gelisah.
Sahabat Senior, pernahkah kita menyambut hari dengan semangat sedemikian besar untuk menyambut Allah? Dan pernahkah kita membayangkan bahwa sebenarnya Allah pun menunggu- nunggu kita? Bagaimana seandainya kita selalu menyambut pagi untuk bertemu Allah dan memberikan persembahan syukur, lalu pagi itu Allah sudah hadir dan menunggu-nunggu kehadiran kita, tetapi kita tak hadir?
DOA:
Ya Tuhan, terima kasih Engkau masih memberi kami waktu seperti ini untuk merenungkan firman-Mu dan menikmati kehadiran-Mu. Kami ingin selalu hadir dalam persekutuan dengan-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama