Mazmur 116:1-2, 12-19

Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.

(Mzm. 116:15)

 

 

 

 

Bagi sebagian orang, topik tentang kematian menjadi hal yang dihindari untuk dibicarakan. Mengapa? Karena tidak semua orang siap dengan kematian, apalagi kaum muda seperti kita ini; kita punya banyak impian, cita-cita, dan harapan yang ingin dicapai. Ditambah lagi ketika mengingat bagaimana kelakuan kita saat ini, pasti semakin membuat kita tidak siap menghadapi kematian itu.

 

 

Pemazmur melihat kematian dari sudut pandang yang lain. Jika manusia memandang kematian sebagai satu peristiwa yang menakutkan, maka Allah memandang kematian sebagai satu hal yang berharga. Ada sesuatu dalam kematian orang yang dikasihi Tuhan, yang melebihi dukacita dan kehilangan. Ketika seseorang yang dikasihi Allah menjalani hidupnya dalam kebergantungan pada Allah (ay. 1-2), maka kematiannya merupakan sebuah perayaan iman. Perayaan iman sebagai ekspresi ucapan syukurnya kepada Allah yang telah menolong umat-Nya di sepanjang kehidupan yang dijalaninya (ay. 17-18). Allah tidak membiarkan umat-Nya berada dalam kesia-siaan, karena itulah baik kehidupan maupun kematian orang yang dikasihi-Nya sangatlah berharga.

 

 

Kata kuncinya adalah “orang yang dikasihi-Nya.” Kita adalah orang yang dikasihi-Nya. Oleh karena itu, bergantunglah pada Allah karena kehidupan kita berharga di mata Tuhan. Pada saat kematian itu tiba, maka kematian kita menjadi hal yang berharga juga. Jangan ada ketakutan saat kematian itu tiba, melainkan bersyukurlah, karena selama menjalani kehidupan kita merasakan kasih dan pertolongan Tuhan. Bagi orang-orang yang dikasihi Allah, baik kehidupan maupun kematian, semua berharga di mata-Nya.

 

 

1. Kehidupan atau kematian seperti apa yang berharga di mata Tuhan?
2. Sudahkah kita menghargai kehidupan yang Tuhan anugerahkan?

 

 

Pokok Doa: Supaya dapat menjalani kehidupan dan kematian yang berharga.