Efesus 4:1-2

Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar.

Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

(Efesus 4:2)

Kacamata ‘minus’ dan ‘plus’ adalah alat bantu untuk melihat dan membaca dengan jelas. Ukurannya harus pas. Jika ukurannya tidak tepat, bisa membuat penglihatan tetap tidak jelas dan bikin pusing. Kita juga harus menggunakan ‘kacamata’ yang tepat untuk menerima dan memperlakukan orang lain. Namanya ialah ‘kacamata kasih.’ Kacamata ini dapat menolong kita melihat orang lain, tanpa memandang perbedaan suku, ras, kemampuan, status sosial dan agama.

Jemaat Efesus sangat kaya dengan perbedaan. Ada orang Kristen keturunan Yahudi, juga ada orang Kristen keturunan Yunani. Belum lagi, mereka memiliki karunia yang berbeda-beda seorang dengan yang lain. Karena itu, Rasul Paulus memberikan nasihat agar mereka hidup berpadanan atau berjalan sesuai dengan panggilannya, sehingga tidak menjadikan perbedaan sebagai ‘senjata’ untuk saling menolak dan menyalahkan seorang dengan yang lain (ay. 1). Cara untuk memelihara kesatuan di dalam perbedaan itu ialah setiap orang selalu bersikap rendah hati, lemah lembut, sabar, dan saling membantu seorang dengan yang lain dalam kasih (ay. 2).

Teens, Tuhan Yesus juga ingin kita selalu menggunakan ‘kacamata kasih’ untuk melihat dan memperlakukan orang lain, agar kita dapat mengasihi mereka sesuai dengan teladan kasih-Nya. ‘Kacamata kasih’ bukan hanya mengajarkan kepada kita apa artinya dikasihi, melainkan juga arti mengasihi orang lain. Jika Yesus saja selalu menerima dan mengasihi kita ‘apa adanya,’ maka kita juga harus belajar menerima orang lain tanpa memandang perbedaan yang ada. Jadi, kenakanlah ‘kacamata kasih’ sehingga kita dapat belajar menempatkan orang lain lebih utama dari kepentingan diri kita sendiri, belajar bersabar untuk mengerti bukan dimengerti, juga belajar menolong serta memperlakukan orang lain dengan kasih yang tulus.