Mazmur 86:1-10

Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN,

dan perhatikanlah suara permohonanku.

Pada hari kesesakanku aku berseru kepada-Mu,

sebab Engkau menjawab aku.

(Mzm. 8:6-7)

 

 

 

 

Berdoalah! Satu kata ini merupakan terjemahan dari judul di atas. Anthony Giddens, seorang sosiolog Inggris mengungkapkan bahwa inilah zaman di mana ruang dan waktu tak berjarak lagi. Akibatnya, rutinitas hidup manusia di masa kini berjalan sangat cepat. Rutinitas serba cepat inilah yang menyebabkan banyak orang menjadi kering secara rohani. Perasaan depresi dan frustrasi bisa berujung pada tindakan-tindakan tidak terkendali seperti bunuh diri, narkoba, seks bebas, mabuk-mabukan, kecanduan terhadap kehidupan dunia gemerlap, dan lain sebagainya. Inilah beberapa akibat dari kekeringan rohani, sekaligus “solusi” yang dicari anak muda untuk menjawab kekeringan rohani dan frustrasinya. Dalam situasi seperti ini, maka orang sungguh butuh berdoa.

 

 

Mazmur 86 ini menggambarkan situasi pemazmur yang berat dan tertekan dalam kemiskinan dan kelemahannya. Ia merasa nyawanya terancam (ay. 2) karena ada orang yang ingin menghabisinya. Di tengah kesesakan dan frustrasi yang dialaminya, Daud berdoa kepada Allah. Dalam doanya, Daud memohon dengan sungguh-sungguh agar Allah mendengarkan doa dan permohonannya. Mazmur ini tidak menunjukkan jawaban Tuhan atas doa Daud, melainkan menyoroti bagaimana Daud bergantung dan berserah penuh pada Allah melalui doa. Daud memilih untuk mencari jaminan hidup hanya pada Allah.

 

 

Youth, mari belajar bergantung dan berserah penuh pada Allah melalui doa. Ingatlah bahwa Allah selalu mendengar setiap anak-anak-Nya yang datang kepada-Nya. Berdoalah dengan kesungguhan hati karena Tuhan adalah pemilik dan penjamin hidup kita. Tiada TUHAN selain Allah!

 

 

1. Apa yang menjadi kekuatan Daud di tengah kesesakannya?
2. Apa buah dari doa yang kita lakukan dengan kesungguhan hati?

 

 

Pokok Doa: Menjadikan doa sebagai kekuatan di tengah rutinitas yang dijalani.