Lukas 11:53—12:3

Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka

dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.

(Luk. 12:2)

 

 

 

 

Sebagian besar anak muda masa kini memiliki aplikasi photo editor pada smartphone-nya. Maraknya aplikasi ini membuat banyak foto lelaki ganteng dan perempuan cantik bermunculan. Semua hal bisa diatur melalui aplikasi tersebut, entah memutihkan warna kulit, meniruskan wajah, menghilangkan jerawat, dan sebagainya. Sayangnya, ganteng dan cantik yang demikian hanyalah di foto. Hal ini sering dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat atau setidaknya lawan jenis. Akan tetapi, banyak yang menjadi kecewa dan marah setelah melakukan “kopi darat,” karena yang bersangkutan tidak seperti yang terlihat di fotonya; foto tidak sesuai dengan aslinya. Inilah yang disebut munafik!

 

 

Yesus memberi perumpaan bahwa kemunafikan itu seperti ragi. Jika ragi dimasukkan dalam tepung, maka ragi itu akan meresap dan memengaruhi seluruh adonan. Ragi tidak terlihat, tetapi pengaruhnya dapat dilihat oleh semua orang. Perumpamaan ini, jelas ingin menunjukkan bahwa kemunafikan yang ditampilkan orang Farisi meresap sampai ke dalam hati mereka. Realitas ini dipakai Yesus untuk mengingatkan para murid tentang bahaya kemunafikan, sekaligus mengingatkan agar mereka senantiasa menampilkan diri apa adanya. Jika kemunafikan itu dipertahankan, maka bisa jadi orang tersebut akan menikmati kemunafikan tersebut karena sudah terlanjur meresap dalam dirinya.

 

 

Youth, menampilkan diri apa adanya membutuhkan penerimaan terhadap diri sendiri dan berdamai dengan segala kekurangan yang ada. Tapi, ingatlah, ketika kita berani jujur maka orang lain akan lebih menghargai keberadaan diri kita. Bagaimanapun, segala sesuatu yang “ori” akan lebih baik daripada yang “kw,” bukan?

 

 

1. Apa tujuan Yesus mengajar murid-murid tentang bahaya kemunafikan?
2. Beranikah mengakui dan menerima kelemahan diri?

 

 

Pokok Doa: Keberanian untuk membuang sifat munafik.