2 Samuel 19:1-43

Demikianlah dibelokkannya hati semua orang Yehuda secara serentak, sehingga mereka menyuruh menyampaikan kepada raja pesan ini: “Kembalilah, tuanku dan semua anak buahmu.”

(2 Samuel 19:14)

Kata smart dalam judul ini merujuk pada cerdas, berhikmat, dan berani memutuskan dengan pertimbangan yang matang. Matangnya seseorang dalam mempertimbangkan sesuatu dipengaruhi oleh kemampuannya berpikir, menganalisis, dan mengenali situasi dalam dirinya dan lingkungannya. Hari ini kita akan belajar menjadi anak muda yang smart dari kisah 2 Samuel pasal 19.

Mari kita lihat apa yang dilakukan Daud. Relasinya dengan Absalom, anaknya, tak begitu baik. Namun, setelah Absalom mati dalam peperangan dan Daud menang, orang-orang Israel yang ada di kubu Absalom mulai berbantah-bantahan dan mendesak para pemimpin mereka untuk membawa Daud kembali (2Sam. 19:9-10). Ketika Daud tahu tentang hal itu, dengan caranya yang smart, ia mengutus para imam untuk berbicara dengan para tua-tua Yehuda supaya bisa mengambil hati rakyat kembali dan meredakan gejolak pada saat itu (2Sam. 19:12). Selain smart, Daud juga bersikap objektif. Ia tidak melihat kesalahan masa lalu lawannya, tetapi ia melihat bagaimana situasi saat ini dan apa hal baik yang bisa ia lakukan. Akhirnya, Daud berhasil melembutkan hati semua orang di Yehuda. Orang Yehuda pun serentak mengundang Daud untuk kembali memerintah Israel (2Sam. 19:14). Perhatikanlah bahwa demi keutuhan bangsanya, Daud bersedia memaafkan pemberontakan yang menyakitkan itu.

Bagaimana dengan kamu, Teens? Pernahkah kamu ditipu? Pernahkah di-omongin di belakang? Pernahkah dicaci maki? Tentu kamu bisa merasa marah atau jengkel. Namun, kamu bisa belajar dari Daud bahwa setiap orang layak diberi kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik. Kelembutan hatimu bisa mengubah pengalaman yang tidak menyenangkan menjadi kesempatan bagi orang lain untuk berubah menjadi lebih baik. Tugasmu adalah bersikap dengan smart untuk membawa kedamaian bagi sesama.