Mazmur23

“… dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.”

(Mzm. 23:6)

 

 

 

 

Banyak orang jatuh cinta, namun harus berpisah jarak dan waktu. Mereka dipisahkan kota, bahkan negara. Tetapi, meski jauh di mata, kekasih mereka selalu dekat di hati. Biasanya, selalu muncul kerinduan untuk bersua. Tatkala perjumpaan secara fisik belum memungkinkan, pasangan ini akan terus menjalin relasi lewat sambungan telepon atau aplikasi pengirim pesan. Begitulah, selalu ada cara untuk menjaga keintiman dengan kekasih meski terpisah jarak.

 

 

Mazmur 23 ini ditulis oleh Daud dan dikelompokkan ke dalam bagian mazmur nyanyian. Dalam mazmur ini, Daud membuat puisi sebagai wujud syukurnya atas pemeliharaan Tuhan di sepanjang hidupnya. Daud menyadari bahwa tanpa kehadiran Tuhan di sisinya, dia tidak dapat melakukan apa-apa! Tanpa adanya Tuhan, Daud bukanlah siapa-siapa. Berdasarkan pengalamannya sebagai gembala, Daud menggambarkan Tuhan sebagai sosok Gembala Yang Mahabaik. Daud sadar bahwa sebagai gembala, dirinya tidak pernah jauh dari domba-dombanya. Demikian pula Tuhan, Ia tidak pernah jauh dari umat-Nya. Oleh karena itu, Daud terus memupuk cintanya kepada Tuhan. Ia setia menjalin relasinya dengan Tuhan lewat doa dan pujiannya.

 

 

Youth, Tuhan adalah Gembala Yang Mahabaik. Daud sungguh merasakannya, karena ia memiliki pengalaman intim bersama Tuhan. Bagaimana dengan kita? Sudah seharusnya kita membangun relasi intim dengan Tuhan. Ia adalah Gembala hati dan seluruh kehidupan kita. Bangunlah relasi intim dengan-Nya, yakni lewat doa-doa dan perenungan akan firman-Nya. Relasi baik dengan Tuhan akan semakin memampukan kita menyadari dan mengalami kasih-Nya.

 

 

1. Seperti apakah perjuangan gembala pada zaman Daud?
2. Apa yang seharusnya kita lakukan sebagai upaya memelihara hubungan intim dengan Tuhan?

 

 

Pokok Doa: Tuhan berikanlah kemampuan untuk senantiasa di dalam Tuhan.