Ulangan 7:6-11

“… TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia,

yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya …

sampai kepada beribu-ribu keturunan ….”

(Ulangan 7:9)

Sewaktu kecil, sebagian besar anak sering “diiming-imingi” atau dijanjikan hadiah, supaya menjadi anak yang rajin dan meraih prestasi. Baju, sepeda, hadiah makan-makan atau liburan, sampai barang yang mahal merupakan hal-hal yang dijanjikan, agar anak memiliki semangat dan kesungguhan melakukan tanggung jawabnya. Jika, situasinya dibalik, janji-janji apakah yang kamu pernah ungkapkan kepada orangtuamu atau guru dan orang-orang yang lebih dewasa dari kamu? Apakah berjanji untuk lebih taat, rajin, suka membantu? Atau, apa janjimu kepada Tuhan? Sudahkah janji itu kamu laksanakan?

Firman Tuhan hari ini menunjukkan kesetiaan Tuhan atas perjanjian-Nya dengan Israel. Janji-janji-Nya kepada umat Israel dinyatakan dengan kasih setia yang teguh, meskipun generasi pertama telah mengecewakan: melawan dan melanggar ikatan perjanjian itu. Jika Allah tak setia, maka Ia sudah membuang Israel dan memilih bangsa lain. Israel hanyalah bangsa yang kecil, namun Allah mencurahkan cinta kasih yang besar kepada mereka! Itulah Anugerah. Maka, hal ketaatan umat adalah respons yang sadar dan penuh kasih, bukan ketaatan palsu yang dibayangi oleh ketakutan, apalagi hanya menuntut janji dan hadiah-hadiah semata.

Teens, kesetiaan Allah yang telah terbukti melintasi generasi Israel, juga kini tetap berlaku bagi kita. Hal memenuhi janji adalah penting, sebab melaluinya akan tampak kebesaran hati serta karakter seseorang. Tuhan sudah memenuhi perjanjian-Nya atas kita semua, maka menjaga kehidupan yang kudus di hadapan-Nya adalah bentuk kualitas dan kredibilitas yang patut kita buktikan dan perjuangkan dengan kesungguhan. Jadilah anak Tuhan yang hidup dalam kesetiaan, kebenaran dan keadilan; memancarkan janji setia Allah! Janji bukan hanya untaian kata-kata untuk ditepati, melainkan juga panggilan untuk dihidupi.