… apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya?

…. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah,

dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

(Mzm. 8:5-6)

Dengan segala keriput dan penyakit yang ada, apakah pasangan kita saat ini masih semenarik dulu saat kita berpacaran dengannya? Kutipan humoris Agatha Christie ini bisa menggelitik pikiran kita: “An archaeologist is the best husband a woman can have. The older she gets, the more interested he is in her.” Mungkinkah hanya arkeolog yang bisa menjadi pasangan yang baik karena hanya mereka yang tertarik pada hal-hal yang tua?

Pemazmur pernah mengajukan suatu pertanyaan eksistensial. Apakah manusia itu? Ia mengasumsikan bahwa manusia itu sebenarnya bukanlah apa-apa. Namun, ternyata asumsinya ini harus diperhadapkan dengan kenyataan yang sungguh berbeda bahwa manusia itu sangat berharga. Apa buktinya? Buktinya Tuhan memahkotai manusia dengan kemuliaan dan hormat dan membuatnya hampir sama seperti Allah. Karena itulah, Sahabat Lansia, siapa pun, apa pun, dan bagaimana pun diri kita, kita tetaplah berharga, mulia dan terhormat. Dengan demikian, kita perlu selalu menghargai diri kita sendiri maupun pasangan atau sesama kita sekalipun secara fisik daya tariknya makin memudar. Sesuatu yang tua bukan berarti tidak lagi bernilai dan menarik.

DOA:

Tuhan, terima kasih, betapa kami sangat berharga bagi-Mu.

Mampukan kami juga untuk melihat keindahan dalam diri sesama kami.

Amin.