Bilangan 16:41-50

“Pergilah dari tengah-tengah umat ini,

supaya Kuhancurkan mereka dalam sekejap mata.”

(Bil. 16:45)

 

 

 

 

Marah. Apakah kita tidak boleh marah? Jelas boleh. Yang tidak boleh terjadi adalah kemarahan yang tidak terkendali sehingga menimbulkan dampak bagi sekitar. Kemarahan pada dirinya sendiri merupakan sebuah hal yang wajar. Kemarahan merupakan salah satu dari lima emosi dasar yang dianugerahkan Allah kepada manusia, yakni marah, malu, sedih, takut dan bahagia. Yesus pun pernah marah ketika melihat ada hal yang tidak benar terjadi. Kemarahan menjadi sebuah reaksi atas sesuatu yang berjalan tidak sebagaimana mestinya.

 

 

Allah marah; Allah murka ketika Korah, Datan dan Abiram melawan dengan bersungut-sungut, tidak menghargai kedaulatan yang diberikan Allah kepada Musa dan Harun. Ketika Allah memilih seseorang, maka itu sepenuhnya menjadi hak prerogatif (mutlak) Allah. Korah, Datan dan Abiram mengajak umat untuk memberontak melawan utusan Allah, yakni Musa dan Harun (Bil. 16:2-3). Pemberontakan yang mereka lakukan, sesungguhnya menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati keputusan Allah. Mereka menganggap diri lebih benar dan layak untuk memimpin umat Israel dibandingkan Musa dan Harun, orang yang dipilih Allah. Murka Allah dinyatakan dengan memberikan ganjaran, yaitu bumi menelan mereka (ay. 32) dan tulah yang menyerang umat (ay. 46).

 

 

Youth, rencana dan ketetapan Allah adalah sepenuhnya menjadi hak Allah. Siapakah kita boleh menentang Allah, atau merasa diri lebih baik dari sesama dan Allah. Mari kita hidup sesuai kehendak-Nya. Jangan sampai kita membuat Allah menjadi murka dengan perilaku kita.

 

 

1. Siapakah sebenarnya Korah, Datan dan Abiram?
2. Apa tindakan kita yang dapat membuat Allah murka?

 

 

Pokok Doa: Tuhan, ajar aku menghargai dan mensyukuri setiap rencana-Mu.