Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat,

supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah

itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

(2Kor. 4:7)

Pernikahan anak adalah momentum berharga bagi kita sebagai orangtua. Di satu sisi, kita harus mendukung transformasinya bersama pasangannya dalam membangun kehidupan barunya. Di sisi lain, kita sering merasa belum siap melepas mereka untuk mandiri. Sepertinya baru kemarin kita menggendongnya, membimbingnya berjalan, dan mengajarinya baca tulis. Kita sudah terbiasa mengontrol dan menentukan banyak pilihan dalam hidup mereka sebelumnya. Hal ini sering membawa kita dan anak kita pada situasi yang sulit.

Sobat Lansia, memang sulit melepaskan kendali dan rasa kepemilikan kita yang sangat besar kepada anak-anak kita. Namun, seperti harta lainnya, harta kepemilikan atas anak-anak kita pun hanyalah seumpama harta dalam bejana tanah liat. Sangat ringkih, mudah berubah, rusak, dan lenyap. Oleh karena itu, keindahan dan tantangan kita sebagai orangtua bukan terletak dalam sikap terus menahan anak-anak kita, melainkan melepaskan mereka terbang mengarungi langit hidup mereka sendiri. Yakinlah, seperti Paulus, bahwa sekalipun hal ini tidak mudah untuk kita jalani, namun kekuatan kita tidak berasal dari diri kita sendiri, tetapi dari Allah.

DOA:

Tuhan, mampukan kami untuk menjadi orangtua yang

siap melepas anak-anak kami dalam menjalani hidup

mereka secara mandiri. Amin.