
KAWAN SEPERJALANAN

“… maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku
dan menuntun aku ke Damsyik.”
(Kis. 22:11)
Apabila kita menempuh perjalanan jauh, kita tentu mengharapkan perjalanan itu mulus tanpa hambatan. Akan tetapi, perjalanan jauh sangat rentan. Ada banyak hal tak terduga yang mungkin terjadi. Jalanan tidak selalu mudah untuk dilalui. Rintangan dan bahaya dapat saja muncul tiba-tiba. Ada pepatah berkata, bukan soal jauhnya atau panjangnya atau beratnya medan perjalanan, melainkan kawan seperjalanannyalah yang terpenting. Kawan seperjalanan bisa membuat perjalanan lebih ringan, bisa juga jadi bertambah berat. Bagaimanakah sikap kita ketika kawan seperjalanan kita tiba-tiba mendapat celaka? Apakah kita akan meninggalkannya serta melanjutkan perjalanan kita?
Sobat Lansia, hidup kita sebagai orang percaya adalah bagaikan sebuah perjalanan. Kawan seperjalanan kita adalah sesama orang percaya. Kawan seperti apakah kitabagi mereka? Apakah kita adalah kawan yang baik dan setia? Ketika seseorang di antara kita tiba-tiba mengalami kelemahan, apakah kita akan memegang tangannya dan menuntunnya menuju kasih Kristus? Kawan-kawan seperjalanan Saulus menuntunnya dengan sabar ketika ia tiba-tiba buta. Sekalipun mereka tidak tahu bahwa di kemudian hari ia akan menjadi seorang rasul Yesus Kristus.
DOA:
Tuhan, ajarlah kami menjadi kawan-kawan seperjalanan yang setia.
Apabila ada di antara kami yang tersesat, lemah, dan butuh topangan,
biarlah kami menuntun mereka untuk datang kepada-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama