SANG MEMPELAI
Wahyu 19:1-9
“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba,
dan pengantin-Nya telah siap sedia.”
(Why. 19:7)
Dalam novelnya, Gustave Flaubert mengangkat karakter Madame Bovary sebagai seorang perempuan yang mempunyai pandangan yang romantis tentang dunia. Ia haus akan kecantikan, kekayaan, gairah, dan kehidupan kelas atas. Begitu jauh perbedaan yang ada antara idealisme romantis itu dan kenyataan kehidupan pedesaannya. Meskipun suaminya adalah orang yang sangat mencintainya, namun ia malah merendahkan dan menghina suaminya tersebut, yang baginya selalu tampak bodoh dan membosankan. Hal itu membuatnya jatuh dalam perselingkuhan dan utang yang terus bertambah banyak, yang akhirnya membuatnya putus asa.
Dalam hubungan suami istri, memang ada banyak faktor yang memungkinkan hubungan itu tetap sehat. Salah satunya adalah kesediaan untuk saling mengurbankan diri. Dalam banyak bagian Alkitab, hubungan Allah dengan umat sering memakai metafora pengantin atau suami istri. Begitu pun dengan bacaan Wahyu ini. Kristus adalah sang mempelai laki-laki dan umat adalah sang mempelai perempuan. Sebagai sang mempelai laki-laki, Kristus telah menyucikan umat dan membuat umat siap untuk menjadi mempelai-Nya melalui penderitaan dan kematian-Nya.
Sebagai umat Tuhan saat ini, kita pun dalam masa penantian akan kedatangan sang mempelai laki-laki. Karena itulah, kita pun perlu menyiapkan diri kita agar layak menjadi mempelai dari Sang Anak Domba.
REFLEKSI:
Kristus mengurbankan diri agar kita bisa menjadi mempelai-Nya.
Mzm. 28; Za. 11:4-17; Why. 19:1-9
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama