Matius 18:30

“Tetapi ia menolak dan menyerahkan kawannya itu ke dalam penjara sampai dilunaskannya hutangnya.”
(Matius 18:30)

Martin Luther, seorang tokoh Reformasi Gereja, pernah mengkritisi sekaligus membarui konsep spiritualitas Alter Christus (Kristus yang lain) yang semula terbatas hanya merujuk bagi para imam menjadi meluas pada semua orang Kristen. Konsep ini mengandung makna bahwa setiap orang Kristen seharusnya mencerminkan (merefleksikan) Kristus di dalam hidupnya. Para pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi seperti “Kristus yang lain” dengan cara memantulkan kasih Kristus yang menyembuhkan dan memberikan pemulihan.

Dalam perumpamaan tentang pengampunan, hamba yang diampuni, tetapi tidak mau mengampuni menjadi tokoh utama. Meski utangnya yang begitu besar sudah dilunaskan oleh sang raja, itu tidak membuatnya melakukan hal yang sama terhadap rekannya yang berutang kepadanya. Ia tetap menagih utang kepada rekannya itu dan malahan menjebloskannya ke dalam penjara. Sikap ini membuat kawannya yang lain menjadi sedih sehingga mereka melaporkan perkara ini kepada raja. Raja pun bertindak. Akhirnya, hamba yang jahat itu pun menerima akibat dari perbuatannya yang kejam dan tidak mau mengampuni sesamanya. Kisah ini ditutup dengan peringatan Yesus agar setiap murid-Nya bersedia hidup di dalam pengampunan sebagaimana Bapa di surga selalu mengampuni mereka.

Teens, sebagai murid-murid Yesus, kamu pun diundang untuk mencerminkan kasih Kristus dalam hidupmu masing-masing. Setiap tutur kata dan tindakanmu mencerminkan identitasmu sebagai murid-Nya. Saat kamu merasakan kasih dan pengampunan Kristus, jangan lupa meneruskannya kepada orang lain yang membutuhkan kasih dan pemulihan dari Kristus. Janganlah menahan berkat Tuhan yang kamu rasakan, tetapi pantulkanlah itu bagi sesama supaya orang melihat Kristus di dalammu.