Yesaya 39:1-8

“Sesungguhnya, waktunya akan datang, ketika segala yang ada dalam istanamu dan yang disimpan oleh nenek moyangmu sampai hari ini akan diangkut ke Babel.”

(Yesaya 39:6)

Kamu pasti sudah pernah mendengar istilah flexing. Flexing dalam bahasa masa kini diartikan sebagai tindakan untuk memamerkan sesuatu, bisa berupa barang mewah, liburan ke luar negeri, dan lain- lain. Menurut pengamat psikologi sosial Lu’luatul Chizanah, flexing dilakukan oleh orang-orang untuk mendapatkan citra diri yang berkelas dan eksklusif, dan juga untuk mendapatkan pengakuan. Menurutnya, perilaku flexing ini terjadi karena pelakunya mempunyai self-esteem yang rendah sehingga memerlukan pengakuan dari orang lain. Banyak aksi flexing anak dan istri pejabat di media sosial yang berujung pada diperiksa dan disitanya harta kekayaan mereka.

Raja Hizkia menerima tamu dari Kerajaan Babel. Utusan tersebut datang ke Israel untuk mencari dukungan politik untuk melawan Asyur. Di dalam pertemuan tersebut, Raja Hizkia dengan bangganya menunjukkan semua harta yang ia punya. Mulai dari emas, perak, rempah-rempah, minyak, senjata, dan lain sebagainya. Sikap sombong Raja Hizkia ini tidak disukai oleh Allah. Kemudian Allah mengutus Nabi Yesaya untuk menyampaikan kepada Raja Hizkia bahwa segala kekayaannya akan dirampas oleh Babel dan bangsa Israel akan menjadi tawanan perang. Hizkia lupa bahwa segala kekayaannya adalah karena pemberian Tuhan semata, bukan karena kehebatannya.

Teens, bolehkah kita memperlihatkan barang berharga milik kita di media sosial? Memang tidak ada larangannya, tetapi semua tergantung pada niat kita. Tuhan tidak menyukai kesombongan. Kesombongan Raja Hizkia membawa akibat buruk ke depannya, yaitu Kerajaan Babel mengambil semua harta milik mereka dan menawan mereka. Belajar dari Raja Hizkia, maka jangan sampai kita melakukan flexing demi mendapatkan pengakuan atau untuk diterima dalam sebuah komunitas. Sikap rendah hati disukai oleh Tuhan daripada kesombongan.