HIDUP YANG KEKAL
“… dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku,
tidak akan mati selama-lamanya.
Percayakah engkau akan hal ini?”
(Yoh. 11:26)
“Kamu mirip sekali dengan papa dan opamu, Dik. Suka bekerja keras, periang, ringan tangan, punya rasa setia kawan yang tinggi, bersahabat dengan tulus dan saleh.” Begitu kesan beberapa orang yang mengenal keluarga besar Dika tentang Dika yang berusia tiga puluh tahunan, seorang karyawan sebuah bank sekaligus aktivis sebuah gereja. Ada karakter dan sikap luhur yang diwariskan oleh orangtua Dika kepada orang muda ini yang membuat banyak orang yang bergaul dengannya menyukainya. Bukan hanya orang-orang sebayanya, tetapi juga opa oma yang usianya jauh lebih tua maupun anak-anak yang usianya lebih muda darinya.
Begitulah makna dari ungkapan “hidup yang kekal.” Hidup yang kekal bukan pertama-tama masalah panjangnya umur seseorang. Hidup kekal terutama berarti hidup yang bermakna dan berguna. Berguna bagi diri sendiri, bagi sesama manusia, dan terutama bagi Tuhan. Secara manusiawi umur Yesus memang hanya sekitar tiga puluh empat tahun saja. Namun, jangan ditanya dampaknya. Ribuan tahun sesudah itu kita masih menyanyi ‘ku ingin berperangai laksana Tuhanku (NKB 122), padahal belum pernah sekali pun kita berjumpa dengan-Nya muka dengan muka. Marilah kita memiliki hidup yang bermakna seperti Yesus.
DOA:
Tuhan, kami rindu menjadikan hidup kami bermakna dan berguna
bagi diri kami sendiri, sesama kami, dan bagi Tuhan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama