1 Korintus 10:23-33

“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.

(1 Korintus 10:23)

Senang rasanya jika kita bebas menggunakan hak untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan. Sebagai remaja Kristen, kita telah menyadari bahwa kita bisa melakukan apa pun selama itu baik dan bisa dipertanggungjawabkan. Namun, tidak semua hal yang menurut kita baik, juga baik menurut orang lain. Kita memang bisa menilai sesuatu dengan bertanggung jawab, tetapi orang lain belum tentu bisa.

Rasul Paulus menegur orang-orang Korintus yang merasa memiliki kebebasan untuk makan makanan persembahan berhala tanpa merasa keberatan. Mereka memang memiliki pemahaman yang cukup baik untuk tidak mempermasalahkan makanan selama mereka mengucap syukur atasnya (ay. 30). Hanya saja, ada orang-orang Kristen baru yang belum cukup kuat pemahaman imannya; mereka merasa bahwa makan makanan persembahan berhala adalah hal yang tidak pantas bagi orang Kristen, sehingga mereka keberatan jika ada orang Kristen yang memakannya. Oleh karena itu, di sini Paulus meminta kebijaksanaan dari orang-orang Kristen Korintus untuk menahan dirinya demi menghargai saudara seimannya. Paulus tidak membatasi kebebasan seseorang selama ia dapat bertanggung jawab atasnya. Hanya saja, jangan sampai kebebasan itu membuat orang lain merasa keberatan karena tidak semua hal dapat membangun (ay. 23)

Teens, keadaan seperti itu bisa kita rasakan misalnya dalam acara-acara adat. Ada orang Kristen yang tidak keberatan mengikuti acara dan ritual adat selama hati dan iman mereka tertuju pada Allah Tritunggal. Namun, ada juga orang-orang Kristen yang belum bisa menerima sikap itu karena mereka takut terjadi pencampuradukan keyakinan. Tidak ada yang salah dengan kedua pandangan itu dan keduanya memiliki argumentasi masing-masing. Akan tetapi, sebagai orang-orang Kristen yang telah dimerdekakan dalam Kristus, kita diminta untuk bijaksana dalam bersikap sehingga tidak menyinggung pihak-pihak lain.