POST POWER SYNDROME
Untuk segala sesuatu ada masanya,
untuk apa pun di bawah langit ada waktunya.
(Pkh. 3:1)
Pak Polan seorang pensiunan dari sebuah bank besar. Terakhir beliau menjabat Direktur Utama. Sesudah setahun pensiun dan dampak dari serangan jantung membuat beliau memang tidak lagi beraktivitas di kantor sama sekali. Beliau kerap uring-uringan dalam banyak perkara, termasuk hal-hal yang remeh-temeh. Kalau tadinya ia hampir tidak pernah pilih-pilih makanan, sekarang ia pemilih sekali dan sering ngomel jika tidak cocok dengan seleranya. Begitu juga soal keuangan, ia makin suka menelisik pengelolaan keuangan rumah tangga yang selama ini diurus oleh istrinya. Gejala-gejala semacam ini disebut sebagai post power syndrome yang banyak menyerang para pensiunan.
Pengkhotbah mengingatkan pembacanya tentang sebuah kenyataan yang terjadi dalam hidup manusia, yaitu mengenai “waktu kita” atau “giliran kita.” Waktu kita berarti waktu untuk melakukan fungsi atau peran kita baik dalam hidup pribadi maupun juga untuk sesama, keluarga, gereja atau negara ada batasnya, dan suatu saat akan berakhir. Kita tidak perlu merasa tertekan atau galau menghadapinya, karena yang seharusnya dijalani adalah beralih peran dan fungsi. Emosi yang negatif hanya akan membuat kita sakit dan mengganggu hubungan baik dengan sesama.
DOA:
Tuhan, karuniai kami hikmat dan kebijaksanaan dari-Mu
supaya kami bisa menjalani masa pensiun kami dengan lega,
dan menemukan peran dan fungsi baru kami di usia senja ini. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama