
TAAT DALAM SUKA DUKA

“Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah,
tetapi tidak mau menerima yang buruk?”
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
(Ayub 2:10)
Kiki menangis sepanjang hari karena ia sedang sakit cacar air. Ia tidak dapat sekolah dan bermain. Tubuhnya terasa gatal dan panas, tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Teman-temannya pun tidak dapat menjenguknya, karena penyakit cacar air menular. Kiki ingin marah dan mengeluh karena keadaannya, tetapi ia memilih berdoa memohon kesembuhan.
Adik-adik, Ayub terkenal kaya raya dan hidup taat kepada Tuhan, namun Tuhan mengizinkannya bangkrut dan jatuh sakit. Istrinya mengeluh dan marah-marah, tetapi Ayub tidak. Mari kita membaca kisah ketaatan Ayub dalam suka dan duka di Kitab Ayub 2:1-10! Meski keadaan Ayub tiba-tiba berubah dan ia hidup menderita, Ayub tidak menyalahkan Tuhan. Ia menunjukkan hidup taat kepada Tuhan bukan hanya saat ia senang, melainkan juga saat mengalami kesusahan.
Adik-adik, Ayub mengingatkan kita bahwa hidup sebagai orang yang takut akan Tuhan berarti hidup taat melakukan firman-Nya baik dalam suka maupun duka.
Doa: Bapa di Surga, tolonglah aku supaya tetap taat kepada-Mu baik dalam senang maupun susah. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama