BOLEH MENGELUH KEPADA ALLAH
“Oleh sebab itu aku pun tidak akan menahan mulutku,
aku akan berbicara dalam kesesakan jiwaku,
mengeluh dalam kepedihan hatiku.”
(Ayub 7:11)
Didi dan Bandi sedang bertanding sepak bola. Didi jatuh karena Bandi merebut bola dari kaki Didi dengan cara kasar. Walau begitu, Didi tahu ia tidak boleh membalas dengan kejahatan juga. Didi menggerutu karena tidak dapat berbuat apa-apa, hingga Didi mengeluhkan sikap Bandi yang jahat padanya dalam doa. Setelah berdoa, hati Didi merasa lebih lega.
Adik-adik, bagaimana perasaan kalian ketika terluka akibat perbuatan teman, padahal kalian tidak bersalah? Mau marah, tidak bisa. Akhirnya, mengeluh kepada Tuhan dalam doa. Namun, bolehkah kita mengeluh? Mari belajar dari kisah Ayub dalam Kitab Ayub 7:11-21! Ayub mengeluh kepada Tuhan karena penderitaannya. Ia sedang menderita, tapi sahabat-sahabatnya menyalahkan Ayub. Meski demikian, Ayub tidak mau berbuat dosa, ia memilih untuk mengeluh kepada Tuhan dalam kepedihan hatinya (ay. 11). Tuhan pun mendengarkannya.
Adik-adik, ternyata kita boleh mengeluh kepada Tuhan dalam doa. Hal itu menunjukkan kedekatan kita dengan Tuhan Allah.
Doa: Bapa di Surga, aku bersyukur Engkau mau mendengar keluhanku. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama