Mazmur 71:17-24

Aku pun mau menyanyikan syukur bagi-Mu dengan gambus

atas kesetiaan-Mu, ya Allahku, menyanyikan mazmur bagi-Mu

dengan kecapi, ya Yang Kudus Israel.

(Mazmur 71:22)

Thomas Chisholm adalah pencipta lagu-lagu himne yang terkenal. Salah satu lagunya yang paling terkenal adalah himne yang berjudul “Setia-Mu, Tuhanku, Tiada Bertara” yang dimuat di NKB 34. Lagu itu dibuatnya saat ia menghayati bahwa Allah begitu nyata menolongnya dalam hidup kesehariannya. Pada saat itu, Thomas sedang berada dalam kondisi yang tidak baik. Ia sedang sakit dan kesulitan keuangan. Menariknya, justru dalam kondisi yang tidak baik itulah, sebuah pujian ia ciptakan. Bagi Thomas, dalam kelemahan dan kesulitan itu, ia sungguh mengalami pemeliharaan Tuhan yang nyata dalam hari-hari hidupnya.

Pemazmur mengatakan bahwa ia ingin memuji Allah karena kesetiaan-Nya dalam hidup pemazmur. Kesetiaan Allah membuat hatinya dipenuhi dengan ucapan syukur. Kesetiaan Allah layak menjadi alasan bagi pemazmur untuk mengucap syukur. Dengan gambus dan kecapi, ia mau menyanyikan pujian bagi Allah. Hati yang dipenuhi dengan ucapan syukur sesungguhnya adalah persembahan yang harum di hadapan Allah. Semua ingatan akan karya Allah sejak pemazmur kecil hingga dewasa adalah ingatan yang membuatnya mampu bersyukur atas kasih setia Allah.

Teens, apakah kamu mempunyai lagu favorit yang membuatmu mampu memuji Allah dengan sepenuh hati? Nyanyikanlah pujian itu hari ini. Rasakan kembali ungkapan syukur yang meluap dalam hatimu setiap kali memuji Tuhan. Lalu, ingat satu demi satu karya Tuhan yang nyata dalam hidupmu. Nyanyikanlah sesering mungkin. Saat bersiap-siap mau berangkat ke sekolah, saat di jalan, saat istirahat, saat berjalan kaki menuju ke kantin, saat pulang sekolah, dan seterusnya. Setelah itu coba tulis di sebuah kertas pada saat malam, bagaimana jalannya harimu di hari itu. Apakah kamu merasakan sukacita karena memuji Tuhan dan bersyukur kepada-Nya? Selamat mencoba ya! Selamat merasakan sukacita memuji Tuhan karena kasih setia-Nya yang besar.