26
Mar

MENANTI-NANTIKAN TUHAN

Mazmur 130

Aku menanti-nantikan TUHAN, jiwaku menanti-nanti,

dan aku mengharapkan firman-Nya.

(Mzm. 130:5)

 

 

 

 

Menantikan sesuatu biasanya merupakan hal yang membosankan, karena penuh dengan ketidakpastian. Akan tetapi, jika yang dinanti adalah kekasih hati yang sudah berjanji untuk datang, maka biasanya selama apa pun menanti kita akan semangat, karena kita yakin dia akan datang menemui kita. Demikian seharusnya ketika kita menantikan kedatangan Tuhan kembali: kita semangat.

 

 

Daud sangat menanti-nantikan Tuhan, “… lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi” (ay. 6). Bagi para prajurit, waktu giliran jaga malam terasa panjang dan melelahkan, sebab mereka harus bersiaga dan tidak boleh beristirahat, meski mungkin fisik lelah, mata mengantuk bahkan menggigil karena dinginnya malam. Tetapi, penjaga menjalaninya dengan semangat dan sukacita karena mereka yakin bawa giliran jaga akan berakhir tatkala fajar merekah; akan ada penjaga lain yang menggantikan posisi mereka. Adakah hidup kita juga selalu dalam sikap siap menanti-nantikan Tuhan?

 

 

Youth, kita harus terus menanti-nantikan kedatangan Tuhan. Penantian adalah bagian dari iman percaya kita kepada Kristus. Namun, penantian kita bukanlah sebuah penantian pasif, hanya menunggu hari itu tiba. Penantian kita haruslah penantian yang aktif, penantian yang dijalani dengan penuh pengharapan. Masa penantian itu kita isi dengan mengerjakan hal-hal yang menyenangkan hati Tuhan, misalnya berbuat baik kepada sesama, memperjuangkan kebenaran dan keadilan, bekerja dengan etos kerja yang baik. Sehingga, ketika Ia kembali, Ia mendapati kita sebagai hamba yang setia.

 

 

  1. Mengapa penjaga begitu menanti-nantikan fajar?
  2. Tindakan apa yang sudah Anda lakukan dalam menanti kedatangan Tuhan?

 

 

Pokok Doa: Upaya untuk menantikan Tuhan dengan penuh sukacita.

Multiple Ajax Calendar

March 2020
S M T W T F S
« Feb   Apr »
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama