Ibrani 12:5-17

Jika kamu harus menanggung ganjaran;

Allah memperlakukan kamu seperti anak.

Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?

(Ibrani 12:7)

Anak tetanggamu berperilaku buruk sekali, sudah sampai taraf mengganggu ketenteraman tetangga. Kamu minta ayahmu menghukumnya. Tapi, ayahmu berkata, “Ia bukan anak Papa. Kalau kamu, pasti Papa hukum!” Kamu protes, “Lho… yang nakal anak tetangga, kok aku, anak Papa yang dihukum?” Ayahmu tertawa, “Kan Papa bilang kalau ia anak Papa. Dan anak Papa kan kamu, bukan anak tetangga. Mana mungkin Papa menghukum anak tetangga?” Betul juga, ya.

Teens, bacaan kita hari ini menunjukkan hal serupa. Tuhan menghajar orang yang dikasihinya. “Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?” (ayat 7). Nah, jelas kan? Kita ini anak-anak Allah, Allah adalah Bapa kita. Itulah sebabnya ketika kita memilih jalan yang salah, Ia akan menegur kita, dan jika kita lebih memilih menuruti nafsu kita daripada kehendak-Nya, Ia akan menghajar kita. Penulis Ibrani mengingatkan, bahwa Allah menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Meskipun kita tidak suka akan ganjaran, Bapa kita yang baik harus melakukannya demi kebenaran. Kita tak mungkin menyebut diri sebagai anak-anak Allah, sementara Allah kudus dan kita cemar.

Teens, apakah kamu menyadari bahwa dirimu juga anak Allah? Jika demikian, pahamilah bahwa Ia mengasihimu. Ia menginginkan kebaikan dirimu. Ia tak mungkin membiarkanmu memilih jalan orang berdosa, atau lebih memilih hawa nafsu, yang akhirnya membawa kesengsaraan pada dirimu sendiri. Ingat, “like father like son.” Allah itu kudus. Mana mungkin Ia membiarkanmu, anak-Nya, bergelimang dengan kecemaran? Maka, Ia harus mendidikmu.