Kalau engkau bernazar kepada Allah,

janganlah menunda-nunda menepatinya ….

(Pengkhotbah 5:3)

“Nino, jangan berisik! Kita kan lagi mendengar Kakak Sekolah Minggu bercerita,” tegur Didi. “Kamu nggak asyik, Didi! Masak ngobrol sama Fareel dan Dono saja kamu larang!” balas Nino. “Nino, kamu lupa ya janjimu untuk sungguh-sungguh beribadah. Kamu nggak akan ngobrol lagi selama ibadah Sekolah Minggu!” kata Didi. “Hmm… kapan ya aku berjanji? Aku lupa, Di!” kata Nino kepada Didi sambil garuk-garuk kepala.

Adik-adik, mari kita membaca Pengkhotbah 5:1-6! Nazar adalah sebuah janji kepada Tuhan. Ada banyak bentuk nazar, seperti memberi persembahan, melakukan perbuatan baik, membaca Alkitab sampai selesai, melaku­kan pelayanan di Sekolah Minggu, mendoakan orang-orang tertentu dengan setia, dan lain-lain. Ketika kita bernazar, tidak boleh sekadar berjanji lalu mengingkarinya. Nazar tidak seperti janji biasa yang kita ucapkan kepada orangtua atau teman.

Adik-adik, jika kita telah bernazar kepada Tuhan, mari kita belajar untuk menepatinya. Tepati janji kita dengan sungguh-sungguh. Jangan lupa untuk selalu meminta pertolongan Roh Kudus.

Doa: Bapa di Surga, tolong aku untuk menepati janjiku kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.