Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas,

yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois

dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

(2Tim. 1:5)

Ketika berbincang dengan peserta kelas katekisasi remaja di tempat saya melayani, saya mendapati ada beberapa anak remaja yang ikut katekisasi bukan berasal dari keluarga Kristen. Ada yang papa dan mamanya bukan Kristen, ada yang hanya papanya atau mamanya saja yang Kristen. Yang unik, ada yang ikut katekisasi karena nenek atau kakek mereka seorang Kristen. Mereka mengenal kekristenan awalnya karena menemani kakek atau nenek mereka ke gereja. Dan mereka melihat sendiri bagaimana kehidupan sehari-hari kakek atau nenek mereka, hidup sebagai seorang Kristen, sehingga mereka tertarik untuk mengenal Kristus dan memutuskan untuk memberi diri mereka dibaptis.

Sobat Lansia, Tuhan dapat memakai kita sebagai saksi-Nya di usia lanjut kita. Kadang kita begitu sibuk mengasihani diri karena kelemahan-kelemahan kita di usia lanjut, sehingga mungkin lebih banyak keluhan daripada kesaksian iman yang kita sampaikan. Sehingga, iman itu hanya jadi milik kita. Padahal, kata Paulus, iman kepada Kristus adalah warisan paling berharga yang dapat kita berikan kepada generasi di bawah kita. Lois sebagai seorang Kristen sudah mewariskan apa yang terbaik yang dimilikinya itu kepada anaknya, Eunike, dan cucunya, Timotius. Bagaimana dengan kita?

DOA:

Tuhan Yesus, tolong kami untuk menyatakan iman percaya kami

kepada Tuhan dalam kehidupan kami sehari-hari.

Pakai kami menjadi saksi-Mu di masa tua kami,

mewariskan iman percaya kami kepada generasi di bawah kami. Amin.