Amsal 8:1-21

“Dengarlah, karena aku akan mengatakan perkara-perkara

yang dalam dan akan membuka bibirku tentang perkara-perkara yang tepat.”

(Ams. 8:6)

 

 

 

Bagaimana pendapat Anda tentang seorang hacker yang berhasil meretas sistem keamanan suatu perusahaan dan mencuri data? Tentu hacker tersebut memiliki keahlian yang sangat jenius. Namun, sayangnya, keahliannya tersebut digunakan untuk sesuatu yang buruk dan destruktif. Padahal, banyak hal positif yang mungkin bisa dilakukannya dengan segala keahlian yang dimilikinya. Melalui hal itu, kita mendapat pengertian bahwa pengetahuan saja tidak cukup; dibutuhkan kebijaksanaan dan hikmat untuk menerapkan ilmu yang dimiliki.

 

 

Hikmat (Ibr. hokhmah) dalam kitab Amsal memiliki arti lebih dari aktivitas intelektual. Hikmat dapat juga berarti keahlian dan penerapan ilmu. Dalam Perjanjian Lama, terkadang orang yang memiliki keahlian seni seperti tukang memahat juga disebut sebagai orang berhikmat. Jadi, hikmat lebih mendalam dari sekadar pengetahuan intelektual, sebab diterapkan dengan spirit takut akan Tuhan. Dalam bacaan hari ini, ditegaskan bahwa hikmat bersanding dengan kecerdasan, pengetahuan, dan kebijaksanaan (ay. 12). Namun, ia berlawanan dengan kejahatan, kesombongan, kecongkakan, tingkah laku yang jahat, dan tipu muslihat (ay. 13). Muara dari semua itu adalah takut akan Tuhan.

 

 

Youth, dalam studi dan pekerjaan kita, kita diminta untuk berkarya di dalam hikmat. Artinya, bukan hanya memiliki banyak wawasan tentang dunia ini, tetapi menerapkannya dengan spirit takut akan Tuhan. Kita diminta menjauhi kejahatan, kesombongan, dan tipu muslihat karena banyak juga orang yang pintar malah menggunakan kepintarannya secara tidak bertanggung jawab. Mari berkarya dengan berhikmat!

 

 

1. Apa itu hikmat?
2. Bagaimana cara berkarya dengan penuh hikmat?

 

 

Pokok Doa: Hikmat dari Tuhan supaya dapat berkarya menjadi berkat.