“Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki

supaya seorang pun dari anak-anak ini hilang.”

(Mat. 18:14)

Banyak orang menyebutnya bodoh karena di usianya yang tidak lagi muda ia memilih untuk tetap membawa dan merawat dua orang cucu yang ditinggalkan oleh anaknya. Ya, memang harus diakui, tidak mudah baginya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka bertiga, apalagi setelah ia pensiun dari pekerjaannya sebagai guru paruh waktu di sebuah sekolah. Pernah terpikir untuk meninggalkan mereka berdua di sebuah panti asuhan, tetapi tatapan mata kedua cucunya seakan-akan berkata, “Please, Oma, jangan tinggalkan kami seperti Papa dan Mama. Jangan buang kami lagi.” Karena itu meskipun tidak mudah, Ibu Tina sebagai seorang oma lebih memilih untuk tetap membawa cucu-cucunya besertanya.

Ibu Tina tahu bahwa Tuhan Yesus mengasihi anak-anak, dan tidak satu anak pun akan dibiarkan-Nya hilang. Sebagai seorang pengikut Kristus, bagaimana mungkin ia bisa mengabaikan cucu-cucunya? Ia tidak mau mereka menjadi anak yang terhilang, tumbuh menjadi pribadi yang merasa dirinya tidak diinginkan dan dikasihi. Meskipun berat jalannya, ia memilih untuk menjadi penjaga bagi mereka. Ia percaya Tuhan sanggup memelihara. Dalam kelemahan kita, Allah memanggil kita untuk mengasihi dan menjadi penjaga bagi banyak anak yang kita jumpai dalam hidup kita.

DOA:

Tuhan, tolong kami untuk menjadi penjaga bagi setiap anak

yang kami jumpai dalam hidup kami, seperti yang Engkau kehendaki,

agar tidak satu pun dari mereka terhilang. Amin.