BERHATI-HATILAH DENGAN PERKATAAN
Kisah Para Rasul 7:30–40
Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya ….
(Kis. 7:39)
Stefanus dituduh mengucapkan kata-kata yang menghina tempat kudus dan hukum Taurat. Atas tuduhan ini, ia berusaha membela diri dengan menjelaskan sejarah umat Israel mulai dari panggilan Allah kepada Abraham hingga Musa. Perikop ini membahas penjelasan Stefanus tentang Musa, pemimpin besar umat Israel. Stefanus menekankan bahwa umat Israel pernah menolak Musa, dan meminta Harun untuk membuat beberapa patung illah yang akan berjalan di depan mereka, sebab Musa sudah menghilang selama beberapa hari dan tidak diketahui lagi beritanya.
Mereka yang mendengar kata-kata itu makin marah, sebab seolah-olah Stefanus menuduh orang Yahudi pada masa itu sama seperti nenek moyangnya yang bebal dan tidak taat pada firman Tuhan. Yang terakhir, Stefanus menuduh umat Yahudi itu sudah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat Tuhan, namun tidak menurutinya (ay. 53). Ayat 54 mengungkapkan bahwa yang disampaikan oleh Stefanus sudah membuat mereka sangat tertusuk hatinya. Itu semua menjadi alasan untuk membunuh Stefanus, yang kemudian dikenal sebagai martir Kristen pertama.
Setiap kata yang diucapkan dapat disalahtafsirkan. Maksud kita ingin memberi penjelasan dan membela diri. Tetapi, orang lain dapat menangkapnya sebagai serangan kepadanya. Maka kita perlu berhati-hati dalam berucap. Sebab, kata orang, “mulutmu harimaumu.”
REFLEKSI:
Dengan lidah kita memuji Tuhan, dengan lidah kita mengutuk
manusia yang diciptakan menurut rupa Allah.
Mzm. 19; Kel. 19:9b-15; Kis. 7:30-40
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama