KUNCI KEBAHAGIAAN
Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!
(Mzm. 84:13)
Dalam sebuah wawancara dengan BBC, Profesor Laurie Santos dari Universitas Yale mengatakan bahwa mata pelajarannya tentang kebahagiaan langsung menjadi populer begitu ditawarkan ke mahasiswa. Bahkan, kelasnya menjadi kelas terbesar yang pernah ada dalam sejarah Universitas Yale selama lebih dari 300 tahun. Jumlah pesertanya makin meningkat tajam ketika ditawarkan secara daring kepada publik saat diberlakukan lockdown di beberapa negara akibat terjadinya pandemi Covid-19. Siapa manusia yang tidak ingin berbahagia? Keinginan berbahagia adalah hal yang wajar. “Namun, sayangnya, pandangan dasar manusia tentang sesuatu yang bisa membuatnya bahagia sering kali salah,” kata Profesor Santos.
Sobat Lansia, sebagian kita berpikir bahwa kebahagiaan itu berasal dari harta benda dan jumlah uang yang kita miliki, atau jika mahasiwa, berdasarkan nilai yang diperoleh. Padahal, tidaklah demikian. Pemazmur mengatakan bahwa yang berbahagia adalah manusia yang percaya kepada Tuhan. Dalam Tuhanlah kita merasakan kebahagiaan. Mungkin kita tidak memperoleh banyak hal secara jasmani, tetapi dengan kita berada di dalam Tuhan, itu sudah lebih dari cukup untuk selalu bisa berbahagia.
DOA:
Tuhan, Engkaulah sumber kebahagiaan kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama