1 Korintus 12:4-11

Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh.

Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan.

(1 Korintus 12:4-5)

Sebuah percakapan terjadi di dapur antara pisau, kompor, piring, dan gelas. Mereka berdebat siapa di antara mereka yang paling berguna bagi sang koki. Pisau berkata, “Di antara kalian akulah yang paling berguna untuk koki. Tanpa aku, dia tidak akan bisa memotong.” Kompor pun menyahut, “Mana ada? Akulah yang paling penting. Tanpa aku, koki tidak akan bisa memasak apa-apa.” Piring pun tak mau kalah, “Woi, woi, tanpa aku makanan mau ditaruh di mana? Akulah yang paling penting.” Gelas langsung menyela, “Aku paling penting! Tanpa aku, koki akan makan tanpa minum. Pasti dia akan tersedak. Jadi, akulah yang paling penting.” Tak lama kemudian sang koki datang, ia mulai memasak. Ia memotong sayuran dan daging. Menyalakan kompor dan mulai memasak. Setelah matang ia menyajikannya di piring dan menyiapkan minuman dalam gelas. Kemudian, ia menyantap hidangan itu.

Demikian pula karunia rohani yang Tuhan berikan kepada anak-anak-Nya. Ada banyak macamnya, ada banyak rupanya, tetapi semua adalah pemberian Roh yang sama, Tuhan yang sama. Setiap karunia memiliki kegunaannya masing-masing, tetapi digunakan untuk kepentingan bersama. Ada orang yang memiliki karunia untuk berkhotbah, mengajar, menyembuhkan, mengadakan mukjizat, berkata-kata dalam bahasa roh, dan lainnya. Semuanya berguna, tidak ada satu yang lebih penting daripada yang lain. Semuanya dipakai untuk membangun pelayanan.

Dalam pelayanan di gereja terdapat banyak bagian. Mulai dari penerima tamu, pengedar kantong persembahan, pemain musik, pemandu pujian jemaat, koordinator ibadah, pengkhotbah, dan lainnya. Semua itu dipakai Tuhan untuk menghidupkan sebuah ibadah yang memperjumpakan umat dengan Tuhan. Oleh karena itu, janganlah ada orang yang merasa diri lebih penting dari yang lainnya.