MERAYAKAN KESEDIHAN
Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;
hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
(Mzm. 51:19)
Merayakan kesedihan? Bagaimana mungkin? Bukankah itu sesuatu yang bertolak belakang? Merayakan biasanya identik dengan bersenang-senang yang terkait dengan suatu keberhasilan dan keberuntungan. Sedangkan, kesedihan biasanya terkait dengan sesuatu yang tidak menyenangkan seperti kegagalan dan kemalangan. Namun, bagi Didi Kempot, kedua hal itu ternyata bisa disatukan. Melalui lagu-lagu yang dibawakannya, Didi Kempot telah menjadi sobat ambyar bagi para anak muda. Dalam lagu-lagu campursarinya, berbagai hal yang menyedihkan dinyanyikan, bahkan bisa sambil bergoyang badan. Seolah Didi ingin mengatakan bahwa, ya, hidup ini memang kadang menyedihkan, tetapi bagaimanapun juga tetap jalanilah dengan gembira.
Berbagai pengalaman hidup memang sering kali meremukkan hati kita. Membuat jiwa kita begitu ambyar, hancur. Namun, dalam keterpurukan itu, Pemazmur mengingatkan kita, bahwa di hadapan Allah, semua itu berharga. Ia menerima kita dengan segala ke-ambyar-an kita. Kita pun tidak perlu merasa malu ataupun sungkan untuk menyatakan kesedihan kita itu. Bahkan, kita bisa merayakannya karena Ia menerima kita apa adanya. Tuhan adalah Sobat dari segala sobat ambyar.
DOA:
Ya Tuhan, terimalah persembahan jiwa yang hancur
dan hati yang remuk ini. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama