SANG MEMPELAI
“Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia!
Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba,
dan pengantin-Nya telah siap sedia.”
(Why. 19:7)
Dalam novelnya, Gustave Flaubert mengangkat karakter Madame Bovary sebagai seorang perempuan yang mempunyai pandangan romantis tentang dunia. Ia haus akan kecantikan, kekayaan, dan gairah. Begitu jauh perbedaan yang ada antara idealisme romantis itu dengan kenyataan kehidupan pedesaannya. Sekalipun suaminya sangat mencintainya, Madame Bovary malah merendahkan suaminya itu, yang baginya bodoh dan membosankan. Hal itu membuatnya jatuh pada perselingkuhan dan utang yang terus bertambah banyak, yang akhirnya membuatnya putus asa.
Dalam hubungan suami istri, kesediaan untuk saling mengorbankan diri adalah salah satu faktor yang bisa menjaga hubungan itu tetap sehat. Dalam banyak bagian Alkitab, hubungan Allah dengan umat sering memakai metafora pengantin atau suami istri. Begitu pun dengan teks Wahyu hari ini. Sebagai sang mempelai laki-laki, Kristus telah menyucikan umat dan membuat umat siap untuk menjadi mempelai-Nya melalui penderitaan dan kematian-Nya. Sobat Lansia, sebagai umat Tuhan saat ini, kita pun dalam masa penantian akan kedatangan Sang Mempelai laki-laki. Karena itulah, kita perlu menyiapkan diri agar layak menjadi mempelai dari Sang Anak Domba itu.
DOA:
Tuhan, layakkanlah kami menjadi mempelai-Mu. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama