1 Korintus 12:12-22

Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran?

Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

(1 Korintus 12:17)

Pernahkah kamu menyaksikan pertunjukan orkestra? Orkestra sebuah pertunjukan dengan beragam alat musik, seperti drum, trompet, gitar, selo, seruling, biola, dan lainnya. Meskipun alat musik yang dimainkan beragam, saat pertunjukan orkestra dimulai, semua alat musik itu menghasilkan nada-nada yang harmonis. Gesekan biola, petikan selo, pukulan drum, tiupan seruling, semuanya terasa begitu menyatu, saling melengkapi. Seharusnya demikianlah kita bersatu dan saling melengkapi di tengah perbedaan.

Rasul Paulus mengingatkan kembali jemaat Korintus untuk menjaga kesatuan jemaat. Kota Korintus adalah kota pelabuhan, jadi beragam orang berada di sana. Demikian pula dengan jemaat Korintus terdiri dari beragam orang, beragam status sosialnya, beragam budayanya dan karunia-karunia yang mereka miliki. Di tengah keberagaman itulah, Rasul Paulus mengingatkan mereka supaya menjaga kesatuan jemaat. Tidak membuat kelompok-kelompok yang membatasi diri karena persamaan identitas. Menerima sebuah perbedaan sebagai bentuk kekayaan jemaat. Perbedaan itu dijadikan alat untuk saling melengkapi. Orang yang kuat menolong yang lemah. Rasul Paulus menegaskan bahwa memang ada banyak anggota, tetapi satu tubuh, yaitu Tubuh Kristus. Saat seseorang mengaku percaya kepada Kristus, maka saat itu juga ia menjadi bagian dari sebuah persekutuan, yaitu Tubuh Kristus.

Teens, kehidupan kita saat ini juga dipenuhi dengan keberagaman. Kita hidup di tengah perbedaan agama, budaya, suku, bahasa, status sosial, dan sebagainya. Belajar dari apa yang diajarkan oleh Rasul Paulus, marilah kita melihat perbedaan yang ada di sekitar kita sebagai sebuah kekayaan. Keberadaan kita dan orang lain yang berbeda adalah untuk saling melengkapi.