1 Korintus 5:7-8

Karena itu marilah kita berpesta, bukan dengan ragi yang lama, bukan pula dengan ragi keburukan dan kejahatan, tetapi dengan roti yang tidak beragi, yaitu kemurnian dan kebenaran.

(1 Korintus 5:8)

Kompleks rumah kami tiba-tiba menjadi heboh ketika polisi mendatangi salah satu rumah warga. Seorang remaja terlihat dibawa masuk ke mobil polisi. Ia diduga sebagai pemakai sekaligus penjual narkoba. Narkoba telah menjerumuskan banyak orang, tak terkecuali anak remaja. Pergaulan yang salah bisa membawa seorang remaja berkenalan dengan narkoba. Sekali mencoba maka ia akan ketagihan dan terikat selamanya. Narkoba sangat diperangi karena sifatnya yang merusak kehidupan penggunanya. Untuk berhenti dari ketergantungan narkoba, pengguna harus menjalani rehabilitasi yang tidak mudah. Itu pun belum bisa menjamin sembuh total dari ketergantungannya. Kesempatan bisa membawa mantan pengguna narkoba mengulangi kesalahannya. Oleh sebab itu, jangan tergoda untuk mengenalnya.

Rasul Paulus menasihatkan supaya kita bijak dalam bergaul. Bijak dalam bergaul berarti kita memilih pergaulan yang baik; bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter, sikap dan cara hidup yang baik dan benar, yang menjadikan kita lebih baik. Sebab, diri kita telah ditebus oleh darah Kristus dan kita bersama-sama merayakan kebangkitan Kristus dengan cara hidup yang benar. Kita dipanggil untuk mempraktikkan atau menjadi teladan sikap hidup yang benar di tengah-tengah pergaulan kita.

Teens, jika kita tahu ada sikap atau perbuatan teman kita yang salah, maka tidak perlu kita ikuti. Jika kita mengasihinya, kita harus berani menegur dengan penuh kasih. Kecenderungan kita biasanya adalah memilih diam daripada menegur. Diam bukanlah sikap yang tepat. Hal itu hanya akan membuatnya tetap berada di jalan yang salah. Tuhan memanggil kita untuk berani menjadi teladan bagi orang lain. Bijak bergaul adalah kesediaan kita untuk mengkritik pergaulan kita, bersedia menegur ketika salah, dan kemantapan hati untuk tetap memilih pergaulan yang baik.