Matius 15:1-9

“Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.”
(Mat. 15:7-8)

Dunia ini panggung sandiwara. Begitu kutipan lirik sebuah lagu yang pernah populer di tahun 1980-an. Di panggung sandiwara setiap orang memainkan perannya masing-masing yang berbeda dari kehidupan mereka sehari-hari.

Yesus menegur beberapa orang Farisi dan ahli Taurat yang mempersoalkan para murid yang melanggar adat istiadat nenek moyang mereka. Teguran Yesus sangat keras dan telak dengan menunjukkan bahwa ternyata mereka melakukan pelanggaran yang lebih parah. Mereka melanggar perintah Allah hanya demi adat istiadat. Sikap seperti itu bagi Yesus tidak dapat diterima. Itu munafik. Orang-orang munafik adalah mereka yang bersikap palsu, menutupi kesalahan diri dengan menunjuk kesalahan orang lain. Bagi Yesus, menjalankan perintah Allah dan adat istiadat harus menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Disandingkan bukan dipertandingkan. Kebenaran perintah Allah menjadi dasar menjalankan adat istiadat. Dalam hal ini orang tidak boleh memilih mana perintah dan adat yang menguntungkan diri sendiri. Itu munafik. Semua perintah Allah serta adat harus dilakukan demi kebaikan bersama.

Youth, kita mungkin memahami bahwa adat itu hanyalah semua yang berasal dari masa lalu dan bersifat tradisional. Padahal, semua yang kita jalani hari ini adalah wujud dari adat. Jalanilah seluruh adat itu berdasarkan perintah Allah yang kita terima setiap saat. Jangan memilah dan memilih hanya yang menyenangkan dan menguntungkan diri sendiri. Jangan munafik. Di mana saja, kapan saja, dengan siapa saja, lakukanlah apa yang harus dilakukan. Bukan demi mendapat pujian orang, melainkan karena memang harus dilakukan.

1. Apa penyebab sikap munafik orang Farisi dan ahli Taurat?
2. Mengapa kita tidak boleh bersikap munafik?

Pokok Doa:

Agar memiliki integritas untuk melakukan kebenaran.